Asy-Sya’bi, Amir bin Syarahil mengatakan,
لَيْسَ حُسْنُ الْجِوَارِ أَنْ تَكُفَّ أَذَاكَ عَنِ الْجَارِ وَلَكِنْ حُسْنُ الْجِوَارِ أَنْ تَصْبِرَ عَلَى أَذَى الْجَارِ
“Menjadi tetangga yang baik itu bukan hanya sekedar tidak mengganggu tetangga namun bersabar dengan gangguan dan tindakan tidak menyenangkan yang dilakukan oleh tetangga” [Tahdzibul Kamal karya al-Mizzi 14/38, Muassasah ar-Risalah].
Bergaul dengan manusia itu pasti menjumpai hal yang bikin jengkel, marah, tidak senang dan lain-lain.
Menurut QS al-Ahzab: 72, karakter dasar manusia itu zalim dan ‘bodoh’.
Yang dimaksud ‘bodoh’ adalah melakukan kesalahan semisal mengganggu dan menyakiti orang lain tanpa mengetahui dan menyadari bahwa hal itu menyakiti orang lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan ‘zalim’ adalah punya kesadaran penuh bahwa suatu tindakan itu salah semisal menyakiti orang lain namun tetap nekad dilakukannya.
Oleh karena itu tetangga yang baik, kawan yang baik, kerabat yang baik, pasangan hidup yang baik dst bukan sekedar tidak menyakiti dan mengganggu orang lain.
Akan tetapi kata kunci untuk jadi ‘orang baik’ adalah sabar dan lapang dada dengan tindakan, sikap, tutur kata yang tidak mengenakkan, bikin jengkel, bikin tersinggung yang dilakukan oleh orang lain.
Lapang dada dan sabar yang tidak pernah purna adalah kiat penting untuk bisa merasakan indahnya hidup di dunia.
Ditulis Ustadz Aris Munandar, SS, MPI حفظه الله تعالى.
Diterbitkan Kamis, 24 Desember 2020
Link:https://www.facebook.com/113425948700379/posts/3671967592846179/?app=fbl