Ternyata Dokter Lebih Hebat dari pada Dotkor

Di saat terjadi kemungkaran, anda tergugah untuk mengingkarinya, karena kemungkaran adalah penyakit jiwa yang mengancam keselamatan mayarakat di dunia hingga di akhirat,

من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم فبقلبه وذلك أضعف الإيمان

Siapapun dari kalian menyaksikan (mengetahui) kemungkaran, hendaknya ia mengingkari kemungkaran itu dengan kekuatannya, bila ia tidak mampu maka hendaknya ia mengingkarinya dengan lisannya, bila ia tidak kuasa melakukannya, maka hendaknya ia mengingkari dengan hatinya, dan itu adalah selemah lemahnya iman. (Muslim dan lainnya)

 

Mengapa anda kepo dengan urusan orang lain ? Karena anda sayang kepada pelaku kemungkaran, yang sedang terancam mendapatkan murka dan siksa Allah di dunia dan di akhirat.

Kemungkaran adalah penyakit batin, karenanya pada kesempatan ini terbetik di pikiran saya ide bahwa dalam mengobati penyakit batin, ada baiknya bila para juru dakwah sejenak mengamati tenaga medis yang mengobati penyakit lahir/ fisik, semisal para dokter, dan para tenaga medis lainnya.

Kehadiran para dokter sangat dinantikan dan mereka juga sangat dihormati di masyarakatnya, sampai sampai banyak yang bermimpi memiliki istri atau suami seorang dokter.

 

Padahal para dokter sangat membenci penyakit yang diidap oleh masyarakat, namun nampaknya mereka tidak membenci pasiennya, bahkan sangat sayang kepada pasiennya.

Bisa jadi alasannya sangat sederhana; dengan melayani pasien mereka mendapat manfaat, upah dan lainnya. Salahkah mereka mendapat upah tersebut? Tentu tidak salah, karena mereka telah berjasa dan mencurahkan pikiran, tenaga dan waktunya untuk kesembuhan pasien. Makanya mereka rela buka praktek ri rumahnya, pagi dan malam, selanjutnya di siang hari, mereka juga bertugas di berbagai pusat pusat layanan kesehatan yang ada di daerahnya. Sehari bisa lebih dari 12 jam mereka bekerja mengobati penyakit masyarakat.

 

Demikian pula halnya para juru dakwah, mereka adalah “dokternya” penyakit batin, mereka benci dengan perbuatan kemaksiatan yang mengancam keselamatan jiwa masyarakat.

Adapun para pelaku kemaksiatan, maka para juru dakwah senantiasa menampakkan sikap yang ramah, empati, dan kasih sayang, bukan kebencian, karena mereka berdakwah, termasuk mengingkari kemungkaran guna menyelamatkan masyarakat dari ancaman murka Allah Ta’ala.

 

Namun demikian, mengapa kehadiran sebagian juru dakwah malah dibenci masyarakatnya? (salah satunya ialah saya sendiri)

Apakah para dokter lebih sukses melakukan pendekatan dan jagoan dalam hal menyadarkan masyarakat akan penyakit yang menggerogoti keselamatan mereka?

 

Sobat! yuk kembali kita renungkan misi diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ke dunia ini, yaitu untuk menebar kasih sayang bukan menebar kebencian atau permusuhan.

Simak firman Allah Ta’ala berikut:

Tafsir firman Allah Ta’ala :

وما أرسلناك إِلا رحمة للعالمين

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (Surat Al Anbiya’ : 107)

Semoga renungan ini bermanfaat untuk melunakkan hati kita yang sering kali terasa kaku dan angkuh.

 

 

Status oleh : Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri, MA

Diterbitkan pada : 19 Agustus 2019

 

Link : https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=2364718590275967&id=405218379559341