Ada yang bertanya: Apakah benar ibnu taimiyah mengulang-ulang surat alfatihah setelah sholat fajar sambil matanya melihat ke langit?
Jawab:
Disebutkan dalam kitab Al A’laam Al ‘Aliyah fii manaqib ibnu taimiyah karya Al Hafidz Umar bin Ali AlBazzaar, beliau berkata:
“Telah diketahui kebiasaan beliau (ibnu taimiyah) bahwa tidak ada yang berani mengajak beliau berbicara tanpa keperluan setelah sholat fajar. Beliau terus menerus berdzikir beliau memperdengarkan untuk dirinya saja dan terkadang beliau perdengarkan kepada orang yang ada di sampingnya, dan di waktu itu beliau sering melihat ke langit. Demikianlah kebiasaan beliau hingga matahari naik dan telah pergi waktu terlarang untuk sholat.
Ketika aku tinggal di Damaskus, aku bermulazamah dengan beliau di waktu siang dan kebanyakan waktu malam. Beliau suka mendekatkan aku kepadanya dan menyuruhku duduk di sampingnya. Waktu itu aku mendengar apa yang beliau baca. Aku melihat beliau membaca alfatihah dan mengulang-ulangnya dan menghabiskan semua waktu antara fajar sampai matahari tinggi dan mengulang-ulang bacaannya.”
Dalam kisah tersebut dapat kita simpulkan:
1. Beliau sering melihat ke langit. Bukan terus menerus.
2. Beliau mengulang-ulang bacaan alfatihah dari fajar sampai matahari tinggi.
Beliau lakukan ini karena adanya keutamaan duduk berdzikir dari semenjak selesai sholat fajar sampai terbit matahari. Haditsnya diriwayatkan oleh Attirmidzi dan dihasankan oleh syaikh AlBani.
Beliau mengulang ulang alfatihah bukanlah kebiasaan beliau setelah fajar hingga terbit matahari, karena beliau menyatakan dalam kitab majmu fatawa bahwa membaca dzikir-dzikir yang disyariatkan di waktu-waktu yang telah ditentukan lebih utama dari membaca alqur’an. (Lihat majmu fatawa 23/56-60).
Imam Al Bazzar kebetulan waktu itu mendengar beliau membacanya berulang-ulang tidak menunjukkan bahwa beliau merutinkannya.
Dan mengulang-ulang membaca suatu surat bukanlah perkara yang bid’ah, dan saya belum mendapat pernyataan ulama bahwa mengulang-ulang suatu surat itu termasuk perkara bid’ah. Karena anjuran membaca alqur’an itu bersifat mutlak baik satu surat diulang ataupun tidak. Demikian juga anjuran untuk memperbanyak dzikir antara shubuh sampai terbit matahari adalah mutlak.
Sedangkan kaidah ushul fiqih berkata: suatu perintah yang mutlak hendaklah dibawa kepada kemutlaknnya sampai ada dalil yang mengikatnya.
Jadi perbuatan ibnu taimiyah tidak bisa dijadikan dalih untuk membolehkan perbuatan bid’ah.
Yang haris diyakini oleh kita semua adalah bahwa perbuatan seorang ulama itu bukan dalil. Dalil itu adalah alqur’an, hadits yang shahih, ijma dan qiyas yang benar.
Wallahu a’lam
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. حفظه الله تعالى
Diterbitkan Sabtu, 12 Oktober 2019 (Reposting dari tulisan ustadz 12 Oktober 2017)
Link: https://www.facebook.com/UBCintaSunnah