Jangan dikira jadi ustadz, pasti lebih shaleh dibanding muridnya.
Yuk kita proporsional saja, ndak percaya, simak hadits berikut:
Rasulullah shal;lallahu álaihi wa sallam bersabda:
أنه يؤتى بالرجل يوم القيامة فيُلقى في النار، فتندلق أقتابه في النار، فيدور كما يدور الحمار برحاه، فيجتمع أهل النار عليه، فيقولون: أي فلاناً ما شأنك؟ أليس كنت تأمرنا بالمعروف وتنهانا عن المنكر؟ قال: كنت آمركم بالمعروف ولا آتيه، وأنهاكم عن المنكر وآتيه}
Pada hari qiyamat kelak, akan dihadirkan seseorang yang dilempar ke dalam neraka, isi perutnya keluar dan terburai hingga dia berputar-putar bagaikan seekor keledai yang berputar-putar menarik mesin gilingnya.
Sepontan para penghuni neraka berkumpul mengelilinginya seraya berkata; “Wahai fulan, apa yang terjadi denganmu?. Bukankah kamu dahulu adalah orang yang memerintahkan kami berbuat ma’ruf dan melarang kami berbuat mungkar?”.
Orang itu Menjawab: “Dahulu aku memerintahkan kalian agar berbuat ma’ruf tapi aku sendiri tidak melaksanakannya dan melarang kalian dari berbuat mungkar, namun malah aku mengerjakannya”. (Hr. Bukhari)
Jadi jangan mudah mudah menilai hanya sekedar berdasarkan lahirnya, karena batinnya yang tahu hanyalah Allah.
Kalau memang anda harus menilai lahir, maka ketahuilah bahwa keshalehan ada pada banyak orang, bisa petani, pedagang, pejabat, dan lainnya walaupun ia bukan seorang yang berilmu luas dan pandai berceramah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ.
“Sesungguhnya seseorang itu dengan sebab akhlaknya yang baik, sungguh akan mencapai derajat orang yang shaum (puasa) di siang hari dan shalat di tengah malam.” (HR. Abu Dawud dll)
Maaf sobat, bukan dalam rangka “nggembosi”anda memasukan putra putri anda ke pesantren, namun ini ajakan untuk realistis dan proporsional saja, karena saya sendiri adalah seorang ustadz dan juga mengelola lembaga pendidikan Islam, sehingga bisa jadi saya adalah salah satu contoh nyata dari yang saya tulis di status ini, hasbunallah wa ni’mal wakil, wa laa haula wa laa quwwata illa billah.
Semoga mencerahkan.
Status : Ustadz DR.Muhammad Arifin Badri,MA
Diterbitkan : 10 Desember 2019
Link : https://web.facebook.com/DrMuhammadArifinBadri/posts/2591504030930754