Andai Allah memberi tau, “dosa laluku telah diampuni”, tak pantas aku merayakannya malam ini, sementara tak ada jaminan pada dosa esok hari, apakah aku akan bertobat sebelum maut menjemput ataukah tidak.
Maka bagaimana lagi jika dosa yang telah lalu ternyata belum terampuni?
Bagaimana lagi jika aku tetap merayakan malam ini dengan dosa?
Jika masa lalu masih ada dosa, maka esok hari adalah nestapa.
Kelakuan gila; merayakan malam yang esoknya adalah nestapa.
Lebih gila lagi; merayakannya dengan dosa. Nestapa di atas nestapa.
‘Afwuka Yaa Rabb…
Ditulis Ustadz Johan Saputra Halim حفظه الله تعالى.
Diterbitkan Kamis, 31 Desember 2020