Tanya jawab dengan Syaikh Abdul Aziz bin Baz tentang menangis.
س: مَن كان بكاؤه قليلًا أو معدومًا؟
ج: على كل حال، يسأل ربَّه أن يُعينه، ويتعاطى الأسباب بالتَّدبر والتَّعقل، ويسأل الله أن يُعينه على البكاء من خشيته جلَّ وعلا.
Soal:
Bagaimana tentang orang yang jarang sekali menangis atau tidak pernah lagi menangis?
Syaikh menjawab:
‘ala kulli haal, hendaknya ia minta tolong kepada Allah. Dan mengusahakan sebab-sebabnya seperti mentadabburi al Qur’an, memahaminya, dan meminta tolong kepada Allah agar ia bisa menangis karena takut kepada Allah jalla wa ‘ala.
س: هل يعني انعدامُ البكاء فسادًا في القلب؟
ج: يُخْشَى على الإنسان من قسوة القلب، لكن على الإنسان أن يتعاطى الأسباب.
Soal:
Apakah orang yang tidak pernah lagi menangis menunjukkan bahwa hatinya rusak?
Syaikh menjawab:
Dikhawatirkan orang yang demikian hatinya telah menjadi keras. Namun hendaknya ia mengusahakan sebab-sebabnya (agar bisa menangis).
س: مَن كان يذهب في رمضان في صلاة التراويح أو القيام لإمامٍ صوته حسن حتى يبكي؟
ج: ما فيه بأس، هذا طيب، هذا من تعاطي أسباب الخشوع.
Soal:
Orang yang shalat tarawih di bulan Ramadhan atau qiyamul lail lalu sang imam shalat membaca dengan bacaan yang bagus sehingga orang tadi menangis. Apakah boleh?
Syaikh menjawab:
Tidak mengapa. Ini baik. Ini merupakan upaya untuk mendapatkan kekhusyukan.
Sumber: Mauqi’ Ibn Baz
Status Ustadz Yulian Purnama حفظه الله تعالى.
Diterbitkan Kamis, 22 Oktober 2020