Makna Ayat “Akhirat adalah Hayawan”

Allah ta’ala berfirman:

وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah al hayawan, kalau mereka mengetahui” (QS. Al Ankabut: 64).

Kata “hayawan” dalam ayat ini maknanya bukan “hewan”. Dalam Mu’jam Al Wasith disebutkan:

الحَيوانُ : الحياة

“al hayawan: al hayah (kehidupan)”.

As Sa’di menafsirkan:

وأما الدار الآخرة، فإنها دار { الحيوان } أي: الحياة الكاملة

“Adapun negeri akhirat, dia adalah negeri al hayawan, yaitu kehidupan yang sempurna” (Tafsir As Sa’di).

Ibnu Katsir menjelaskan:

” الحيوان ” أي الحياة الدائمة الحق الذي لا زوال له ولا انقضاء بل هي مستمرة أبد الآباد

“[al hayawan] artinya kehidupan yang terus-menerus dan kehidupan yang hakiki yang tidak akan sirna dan tidak akan berhenti. Bahkan ia terus menerus secara abadi” (Tafsir Ibnu Katsir).

Di antara tadabbur dari ayat ini adalah bahwa negeri akhirat adalah negeri yang abadi. Hendaknya kita fokus mempersiapkan diri mencari bekal untuk negeri yang abadi, bukan fokus mencari bekal untuk negeri yang fana.

 

Ditulis Ustadz Yulian Purnama حفظه الله تعالى.

Diterbitkan Sabtu, 30 Januari 2021

Link: https://web.facebook.com/yulian.purnama

Topics: