he he he, kawan secara mikro atau melihatnya dari teras rumah anda alias dari sudut yang sempit memang terlihat kebelet, alias kurang kerjaan. Namun coba lihat masalah ini secara makro, atau minimal dari puncak pohon kelapa, insyaAllah akan kelihatan berbeda.
Kawan, beberapa waktu lalu, bila anda bermain main dengan mbah google, mau cari konten apa saja tentang agama, insyaAllah yang anda temukan adalah segudang link link dan artikel teman teman anda, para ustadz yang kredibel keilmuannya.
Namun, coba hari ini, anda bertanya kepada mbah google, tentang tema doa, kiat, tata cara atau teman agama lainnya, yang anda temukan malah link link milik kompos, ce en en, tribun bambu, hooot.liputan96, garagaramedia dll.
Ada yang bermasalah?
Kawan, itulah namanya marketing tetangganya monopoli, menantunya kapitalisasi, dan istrinya kendali bin menguasai.
Yang masih liar masih sulit dikuasai ialah jaringan media satelit, medsos, mas youtube, iiigee, dan mungkin esok tik tik dan tok tok.
Kenapa demikian?
Karena konten tulisan mudah diadopsi, lalu direkondisi dan akhirnya diakuisisi.
Sedangkan konten vidio, tak semudah itu, apalagi lembaga pendidikan dan media satelit.
Makanya ada yang berkepentingan agar dakwah via audio vidio tidak melebar ke berbagai media dan aplikasi, terutama aplikasi yang digandrungi anak anak muda.
Karena itu, yuk sedikit melihat ke depan, jangan terus menunduk di hari ini, apalagi menoleh ke belakang memandangi masa lalu.
Bila status ini sulit anda kunyah, maka muntahkan saja, jangan ditelan.
Semoga mencerahkan pagi anda kawan
Ditulis oleh Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri
Diterbitkan pada 24 September 2021
Link : https://www.facebook.com/DrMuhammadArifinBadri/posts/419746189512117