Rinciannya adalah sebagai berikut:
- Jika riya’ dan sum’ah sudah terjadi sejak awal beramal (dalam artian; seseorang memang sudah bermaksud riya’ dan sum’ah dengan amalnya sejak semula), maka ini membatalkan keseluruhan amal tersebut.
- Jika riya’ dan sum’ah datang di tengah-tengah amal (misalkan; seseorang awalnya shalat dengan ikhlas, namun di tengah-tengah shalat dia riya’ dan sum’ah), maka tidak lepas dari dua keadaan;
Jika amal tersebut satu kesatuan, saling terkait antara awal dan akhirnya; seperti shalat (batal di akhir shalat sama saja dengan batal di tengah-tengah atau di awal), maka amal tersebut batal secara keseluruhan jika pelaku justru hanyut bersama riya’ dan sum’ah tersebut dan tidak berupaya menghalaunya dari hati.
Jika amal tersebut tidak satu kesatuan, terpisah antara awal dan akhirnya, seperti sedekah; jika dia bersedekah 100, 50 pertama dihinggapi riya’ dan sum’ah, dan 50 berikutnya ikhlash, maka yang batal hanya amalan yang dihinggapi riya’ dan sum’ah itu saja.
______
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah.
Dinukil dari; al-Mufiid fii Muhimmaati at-Tauhiid, Syaikh Prof. Dr. ‘Abdul Qadir ‘Atha Shufi.
Status Ustadz Johan Saputra Halim حفظه الله تعالى.
Diterbitkan Selasa, 15 September 2020
Link: https://web.facebook.com/jo.saputra.halim