Jika akal dihinggapi keraguan tentang al-Khaaliq, camkan 5 hal berikut ini;
- Akal adalah makhluk sebagaimana mata juga makhluk. Jika kemampuan mata terbatas, maka begitu pula dengan akal.
- Banyak makhluk yang masih belum bisa dijangkau akal. Nah, apalagi al-Khaaliq (Pencipta).
- Lingkaran pencipta adalah suatu hal yang mustahil. Harus ada Pencipta yang pertama, yang tidak tercipta.
- Jika akal bertanya; “siapa yang menciptakan Allah (Sang Pencipta)..??”, maka camkanlah bahwa itu adalah bisikan syaitan. Secara akal sehat (berdasarkan poin 3 di atas), pertanyaan tersebut sudah salah di awal. Jika sesuatu ada setelah sebelumnya tiada, berarti dia makhluk, bukan Pencipta.
- Terkait poin 4 di atas, manakala syaitan datang membisikkan keraguan, amalkan 3 petunjuk Rasulullah ﷺ sebagaimana tersirat dalam hadits…!!; stop berpikir tentang perkara yang tidak mungkin dijangkau akal, ta’aawudz dari syaitan, lawan dengan iman pada Allah.
Demikian intisari penjelasan Ibnu Sa’di rahimahullaah dalam kitabnya “Bahjatu Quluubil Abroor”, hlm. 39-41.
_____________
Ditulis Ustadz Johan Saputra Halim حفظه الله تعالى.
Diterbitkan Selasa, 14 Juli 2020 (Repost 14 Juli 2018)