Barusan melihat keterangan salah satu tokoh umat Islam China menceritakan kekejaman negeri komunis tersebut kepada kaum muslimin. Mereka melontarkan siksaan fisik maupun psikis. Dilarangnya ibadah, dikriminalisasikannya Islam, tuduhan radikal bagi siapa saja yang berani melakukan praktek ibadah agama Islam. Tekanan luar biasa dilakukan untuk menyingkirkan Islam dan kaum muslimin.
Menyaksikan pula warta yang menyatakan gegara virus Corona masjid yang ditutup selama bertahun-tahun lamanya kini telah bisa dibuka dan digunakan untuk shalat jumat kembali dengan jumlah jamaah yang sangat banyak.
Di sisi lain ada banyak kejadian yang mengiris sisi kemanusian, kisah tentang seorang perawat rumah sakit yang menolak memeluk putrinya yang menangis. Tak mau bersentuhan dengan putrinya, tak mau menerima makanan yang dibawa oleh putrinya. Karena ia khawatir dirinya akan menularkan virus Corona kepada putri yang dicintainya. Ia hanya melambaikan tangan dari kejauhan sembari menangis.
Adalagi seorang ayah yang hanya bisa menangis memandangi anaknya yang masih bayi dari luar ruang isolasi. Padahal si bayi berusaha berdiri dan berusaha memeluk ayahnya dari balik kaca cermin. Hingga sang ayah memalingkan mukanya dari bayi itu karena tak tahan merasakan pedihnya rasa sedih.
Begitu dahsyat efek buruk dari virus Corona, menghancurkan, meluluh-lantakkan tanpa kenal belas kasihan. Jangan menyombongkan diri di hadapan Allah! jangan menantang hadirnya tentara Allah.
“Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri.” (QS Al-Muddatsir : 31).
Status Ustadz Abul Aswad Al Bayati
Diterbitkan : 21 Februari 2020
Link : https://www.facebook.com/abul.albayaty/posts/3042388869106966