Ikhlas kepada Sang Pemilik Ka’bah

“Siapa yang tak bisa wuquf di ‘Arofah,

hendaknya ia waqif (berhenti) pada batasan-batasan Allah yang telah ia ketahui (jangan melanggarnya hingga ia jatuh pada keharaman)

ومن لم يستطع المبيت بمزدلفة

فليبت على طاعة الله ليقربه ويُزلفه

“Siapa yang tak sanggup mabit (bermalam) di Muzdalifah,

maka hendaknya ia mabit di atas ketaatan pada Allah, agar Dia mendekatkannya kepada-Nya.

ومن لم يقدر على ذبح هديه بمنى

فليذبح هواه ليبلغ به المُنى

“Siapa yang tak mampu menyembelih qurban hadyu-nya di Mina,

maka hendaknya ia menyembelih hawa nafsunya, agar ia bisa menggapai Muna (cita-cita tertinggi yaitu bertemu Allah di surga).

ومن لم يستطع الوصول للبيت لأنه بعيد

فليقصد رب البيت فإنه أقرب من حبل الوريد

“Siapa yang tak bisa sampai ke Baitullah karena jarak yang jauh,

maka hendaklah ia selalu berniat ikhlas kepada Sang Pemilik Ka’bah (dalam setiap ibadahnya), karena Dia itu dekat sekali, lebih dekat dari urat leher”.

 

Ditulis Ustadz Johan Saputra Halim حفظه الله تعالى.

Diterbitkan Kamis, 30 Juli 2020

Link: https://web.facebook.com/jo.saputra.halim