Framing, Di Zaman Para Nabi Juga Sudah Terjadi

Walaupun media massa belum seperti saat ini, namun konsep serupa sudah ada, bahkan dilakukan oleh orang baik, tentu dengan cara dan tujuan yang baik pula.

Coba anda kembali membaca kisah Nabi Yusuf alaihissalam. Beliau memframing adiknya “mencuri” agar bisa ditahan. Dengan demikian, beliau mulai satu persatu membebaskan keluarga besarnya dari masalah besar yang sedang mendera mereka yaitu HASAD yang menjangkiti saudara-saudara seayah beliau. Namun menahan adik kandungnya secara terang-terangan tanpa alasan juga dapat membawa masalah besar buat diri beliau.

Solusinya beliau menyusun satu framing agar ada alasan untuk menahan adik kandungnya Binyamin alaihissalam. Allah Ta’ala mengisahkan hal ini dengan firmannya:

فَبَدَأَ بِأَوْعِيَتِهِمْ قَبْلَ وِعَاءِ أَخِيهِ ثُمَّ اسْتَخْرَجَهَا مِنْ وِعَاءِ أَخِيهِ ۚ كَذَٰلِكَ كِدْنَا لِيُوسُفَ ۖ مَا كَانَ لِيَأْخُذَ أَخَاهُ فِي دِينِ الْمَلِكِ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ ۗ وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ.

Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan alat takar raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menawan saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui (Surat Yusuf : 76).

Persepsi yang ditangkap oleh saudara seayah nabi Yusuf alaihissalam dan juga masyarakat luas kala itu berbeda dengan fakta sebenarnya.

Karena itu, biasakan berpikir kritis, perpanjang sumbu anda agar tidak mudah tersulut oleh framing rekaan orang lain.

 

 

Ditulis oleh Ustadz Muhammad Arifin Badri, MA

Diterbitkan pada tanggal 27 Desember 2021

Sumber : https://www.facebook.com/DrMuhammadArifinBadri/posts/480445383442197