Suatu nasehat yang bagus dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin:
فإن الصغير مجبول على اللعب والتسلي، وليس مكلفاً بشيء من العبادات حتى نقول: إن وقته يضيع عليه لهواً وعبثاً
“Sesungguhnya anak-anak itu tertanam dalam dirinya untuk senang pada permainan dan hiburan. Ia belum dibebani untuk beribadah. Sehingga tidak layak kita mengatakan: “Nak, waktumu tersia-siakan untuk senda gurau dan permainan”” (Majmu’ah As-ilah tahummul Usrah Muslimah, hal. 136).
Dari penjelasan beliau ini bisa ambil beberapa faedah:
* Jangan menyikapi anak-anak seperti menyikapi orang dewasa.
* Dunia anak adalah dunia bermain, jangan melarang anak untuk bermain secara total. Karena itu sudah menjadi naluri mereka. Maka hendaknya izinkan mereka bermain, dengan memberikan batasan-batasan.
* Anak-anak yang menggunakan waktunya untuk bermain dan bersenda gurau, tidak dikatakan telah menyia-nyiakan waktunya. Karena itulah aktivitas yang layak dilakukan anak-anak.
* Walaupun demikian, waktu bermain anak tetap harus proporsional. Jangan sampai berlebihan sehingga terluputkan perkara-perkara yang penting bagi mereka, di antaranya: belajar agama.
* Melarang main secara total, itu keliru. Membebaskan anak untuk bermain tanpa batasan, juga keliru. Yang tepat adalah bersikap pertengahan, membolehkan bermain namun dengan batasan-batasan.
* Bermain bagi anak-anak itu perkara mubah. Jika ada anak yang senang dan gembira dengan aktivitas belajar dan melakukan ketaatan, itu lebih baik lagi.
Wallahu a’lam.
Ditulis Ustadz Yulian Purnama حفظه الله تعالى.
Diterbitkan Kamis, 28 Januari 2021