Anak ustadz, tapi kalau di masjid kok sering buat gaduh, mengganggu orang yang sedang ibadah!.
Sebagian orang malah melegalkan ulah anaknya dengan dalih, Cucu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bikin kekacauan sewaktu di Masjid, maka apa salahnya bila anak ustadz juga demikian, naik mimbar di saat abahnya sedang berkhutbah, meniru tom & jerry di sela sela shaf, dll?
Demikian sebagian orang berdalil, membela ulah anak anaknya yang membuat kegaduhan di masjid, bahkan membiarkan anaknya naik ke mimbar di saat khutbah jum’at berlangsung, atau bermain pengeras suara Masjid.
Coba kita cermati kembali riwayat kisahnya, benarkah seperti yang dikatakan oleh sebagian orang di atas?
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَدَّادٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي إِحْدَى صَلَاتَيْ الْعَشِيِّ الظُّهْرِ أَوْ الْعَصْرِ وَهُوَ حَامِلُ حَسَنٍ أَوْ حُسَيْنٍ فَتَقَدَّمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَضَعَهُ ثُمَّ كَبَّرَ لِلصَّلَاةِ فَصَلَّى فَسَجَدَ بَيْنَ ظَهْرَيْ صَلَاتِهِ سَجْدَةً أَطَالَهَا قَالَ إِنِّي رَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا الصَّبِيُّ عَلَى ظَهَرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ سَاجِدٌ فَرَجَعْتُ فِي سُجُودِي فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ قَالَ النَّاسُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ سَجَدْتَ بَيْنَ ظَهْرَيْ الصَّلَاةِ سَجْدَةً أَطَلْتَهَا حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ قَدْ حَدَثَ أَمْرٌ أَوْ أَنَّهُ يُوحَى إِلَيْكَ قَالَ كُلُّ ذَلِكَ لَمْ يَكُنْ وَلَكِنَّ ابْنِي ارْتَحَلَنِي فَكَرِهْتُ أَنْ أُعَجِّلَهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ
Sahabat Syaddad bin Al Had mengisahkan bahwa suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumahnya untuk memimpin shalat zhuhur atau asar, dengan membawa serta Al Hasan atau Al Husain .
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah maju di posisi beliau sebagai Imam, beliau meletakkan cucunya, dan kemudian segera bertakbir memulai shalat. Di tengah tengah shalat, beliau sujud dan memanjangkan sujudnya.
Sahabat Syaddad berkata: Karena terlalu panjang, maka aku memberanikan diri mengangkat kepalaku (guna mengetahui apa yang terjadi), ternyata cucu beliau sedang duduk di atas punggung Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang sujud, maka akupun segera kembali meneruskan sujudku.
Seusai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari shalatnya, para sahabat segera bertanya: Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau tadi di tengah tengah shalat memanjangkan sujud, sampai sampai kami menduga terjadi sesuatu pada dirimu, atau engkau sedang menerima wahyu.
Beliau menjawab: semua itu tidak terjadi, tetapi cucuku ini naik ke punggungku dan aku tidak ingin terburu buru, agar ia puas menuruti kemauannya. (Ahmad dll)
Hadits ini dijadikan alasan untuk membiarkan anak anak berbuat sesukanya di masjid, lari sana sini, bahkan naik ke mimbar di saat khutbah dll, sambil berteriak teriak memanggil kawannya, merusak konsentrasi dan kekhidmatan ibadah, dan sang abah yang mengetahui itu diam seribu bahasa.
Namun coba kembali dibaca dengan seksama kisah di atas:.
Menurut hemat anda, apakah kejadian di atas sering terjadi atau hanya terjadi sekali saja atau minimal jarang terjadi?
Andai itu sering terjadi, niscaya para sahabat tidak keheranan, apalagi sampai ada yang memberanikan diri mengangkat kepalanya sebelum mendengar takbir Imam.
Dan seusai shalat para sahabat mempertanyakan alasan beliau memanjangkan sujudnya.
Andai cucu beliau sering melakukan hal ini, mungkinkah para sahabat masih keheranan apalagi sampai mempertanyakannya?
Status Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri, MA.
Diterbitkan 18 Januari 2020
Untuk sumber klik di sini