Beberapa adab yang perlu diperhatikan ketika istinja:
1. Tidak beristinja dengan tangan kanan.
Hal ini berdasarkan hadits Abu Qatadah, ia berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wassallam bersabda:
لَا يُمْسِكَنَّ أَحَدُكُمْ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ وَهُوَ يَبُولُ وَلَا يَتَمَسَّحْ مِنْ الْخَلَاءِ بِيَمِينِهِ وَلَا يَتَنَفَّسْ فِي الْإِنَاءِ
“Janganlah salah seorang di antara kalian memegang kemaluannya dengan tangan kanan ketika kencing, janganlah beristinja dengan tangan kanan, dan janganlah bernafas di dalam bejana.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Salman radiallahuanhu berkata: “Seseorang bertanya kepadaku, ‘Apakah sahabat kalian (yaitu Rasulullah) mengajarkan kepada kalian hingga masalah buang air?’ Aku jawab, ‘Ya, beliau melarang kami menghadap kiblat ketika buang air besar atau buang air kecil, beristinja dengan tangan kanan, atau beristinja kurang dari tiga buah batu.” (HR. Muslim)
2. Tidak menyentuh kemaluan dengan tangan kanan.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Qatadah di atas.
3. Mengusapkan tangan ke tanah -setelah istinja- atau mencuci tangan dengan sabun dan yang lainnya.
Dari Abu Hurairah radiallahuanhu, ia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَى الْخَلَاءَ أَتَيْتُهُ بِمَاءٍ فِي تَوْرٍ أَوْ رَكْوَةٍ فَاسْتَنْجَى ثُمَّ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى الْأَرْضِ
“Apabila Nabi shalallahu alaihi wassallam mendatangi tempat buang air, aku mengikutinya dengan membawa seember air. Lalu beliau beristinja dan mengusapkan tangannya ke tanah.” (HR. Ibnu Majah dan Nasai)
Ini juga dikuatkan oleh hadits Maimunah: “… Kemudian Nabi shalallahu alaihi wassallam menuangkan air pada kemaluannya dan mencucinya dengan tangan kirinya. Kemudian beliau memukulkan tangan kirinya ke tanah, lalu mencucinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Memercikkan air ke kemaluan untuk menghilangkan was-was.
Dasarnya adalah hadits Ibnu Abbas radiallahuanhuma:
أن رَسُول اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ تَوَضَّأَ فَنَضَحَ فَرْجَهُ
“Bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wassallam berwudhu, lalu memercikkan air pada kemaluannya.” (HR. Darimi dan Baihaqi. Syaikh al-Albani berkata dalam Tamamul Minnah, hal. 66: “Sanadnya shahih sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim)
Catatan:
Orang yang terkena penyakit salisul baul (kencingnya keluar terus), maka ia harus beristinja dan berwudhu setiap kali hendak shalat. Kemudian setelah itu, ia tidak perlu memperdulikan apa yang keluar darinya hingga datang waktu shalat berikutnya. Hukumnya sama seperti wanita istihadhah.
Status Ustadz Amir As-Soronji, Lc.,M.Pd.I
DIterbitkan pada 4 Juli 2021
DIterbitkan pada 4 Juli 2021
https://www.facebook.com/UstadzAmirAsSoronji/posts/359202965619670